Saat kumulai menggenggam cintamu,
Dengan bisikan mesra tentang masa depan yang tak bermuara katamu
Saat itu kumulai menyadari bahwa aku menggenggam bara api keserakahan atas cintamu
Menangis meratapi takdir.
Menemukan impian dan tahu kalau pada akhirnya hanya menyisakan luka.
Perih...
Namum akhirnya hidup haruslah memilih…
Memilih kehilanganmu dan menjalani keabadianku dalam bayang-bayang cintamu
Menjalani kehidupan ini dan mengabadikan kehidupan bersamamu
Meski hanya bayang-bayang dengan singgasana yang tak nyata
Hingga akhirnya harapan menjadi muara.
Meski telah renta dalam dekapan usia
Kuberharap masa akan mempertemukan kita
Dan aku mengecup keningmu dengan ihlas
Dan menyadari arti cinta yang sesungguhnya
Kemudian maut menjemput dalam tragedi cinta…