Label

SELAMAT DATANG.....

Rabu, 14 Desember 2011

Masih tentang catatan di hari Ulang Tahunmu

MD...
Meski kuterpasung dalam para-para takdir,
Tak pernah kulewatkan moment seperti hari ini.
Mengenangmu dalam kesunyianku.
Meski kutahu ini hal yang tak wajar,
kuyakini ini rangkaian dari peristiwa yang saling melengkapi untuk menjadi sempurna...

Potongan yang saling berkaitan,
serpihan yang saling menggenapkan...

Telah kutandatangani kesedihanku,
menerimanya dengan seluruh keikhlasan yang pernah aku tahu....
Menjalani kerinduanku dalam fatamorgana,
walaupun sepi, rindu dan kesedihanku takkan memperoleh jawaban....
Biarlah..., kulakukan itu untuk menebus kesalahanku......

SLAMAT ULANG TAHUN SAYANG.......,
meski kupendam saja tangisku, kesedihan yang tak kuasa menahan lelehan air mataku yang bening.....,
tak penting lagi engkau tahu... .......

aku memujamu.....

Rabu, 29 Juni 2011

Tutur Jiwaku

Meski malam disaput kabut,
batinku merapalkan mantra-mantra kerinduan seperti batinmu.
Sunyi sepiku berganti warna bahagia dalam jerujinya,
meski kau tak menemani malamku,
Tak ada artinya sepi jika doa-doamu memeluk jiwaku.

Kunikmati cawan demi cawan sunyi yang datang silih berganti.
Merenda kerinduan dan penantian yang terus menggema dalam labirin jiwa.

Anggur dalam cawanku pun telah habis dalam tegukan sunyi.
Jadi bagaimana mungkin aku bisa berbagi cawan denganmu...?

Sekedar tahu bahwa dengan meminunnya bagiku sudah cukup.
Meski kau tak disini.
Cukuplah aku tahu dirimu telah mengiklaskan kumereguknya hingga habis tak bersisa...

Jumat, 18 Februari 2011

MALINO 12 Pebruary 2011


Narcis dulu sebelum berkemah ah.......


Memanjat di Air Terjun Kering....

Fhoto Bareng Sebelum bertanding....

Kawan kawan pada asyik foto-foto setelah ikut lomba ORARI


Juara 2 lomba Balap Karung dengan Juara lomba sendok dengan gundu...

Selasa, 08 Februari 2011

Fatima Az-Zahra

Pada suatu hari di Madinah, ketika Nabi Muhammad saw berada di masjid
dikelilingi para sahabat, tiba-tiba anaknya tercinta Fatima datang pada
Nabi saw. Dia meminta dengat sangat pada ayahnya untuk dapat meminjam
seorang pelayan yang dapat membantunya dalam melaksanakan tugas
pekerjaan di rumah. Dengan tubuhnya yang ceking dan kesehatan yang buruk ia
tidak dapat melaksanakan tugas menggiling jagung dan mengambil air di
sumur yang jauh letaknya di samping harus merawat anak-anaknya.

Nabi tampak terharu mendengar permohonan si anak. Dengan menekan
perasaannya, beliau berkata kepada sang anak dengan sinis, "Anakku tersayang,
aku tak dapat meluangkan seorang pun diantara mereka yang terlibat
dalam pengabdian 'Ashab-e-Suffa. Sudah semestinya kau dapat menanggung
segala hal yang terberat di dunia ini, agar kau mendapat pahalanya di
akhirat nanti." Fatima lalu mengundurkan diri dengan rasa yang amat puas
karena jawaban Nabi saw, dan selnjutnya tidak pernah lagi  mencari pelayan
selama hidupnya.

Fatima az-Zahra si cantik dilahirkan 80 tahun sebelum Hijrah di Mekkah.
Dibesarkan dibawah asuhan ayahnya, guru dan dermawan yang terbesar bagi
umat Islam. Tidak seperti anak-anak lainnya, Fatima memiliki pembawaan
yang tenang dan perangai yang agak melankolis. Badannya yang lemah dan
kesehatannya yang buruk menyebabkan ia terpisah dari kumpulan dan
permainan anak-anak. Ajaran, bimbingan, dan aspirasi ayahnya yang agung itu
membawanya menjadi wanita berbudi tinggi, ramah-tamah, simpati, dan
tahu mana yang benar.
Fatima sangat mirip dengan ayahnya, baik roman muka maupun kebiasaan
yang saleh. Ia adalah seorang anak perempuan yang paling disayang ayahnya
dan sangat berbakti kepada Nabi saw setelah ibunya meninggal dunia.
Dengan demikian, dialah yang sangat besar jasanya mengisi kekosongan yang
ditinggalkan ibunya.
Pada beberapa kesempatan, Nabi Muhammad saw menunjukan rasa sayang yang
amat besar kepada Fatima. Suatu saat beliau berkata, "O Fatima, Allah
tidak suka orang yang membuat kau tidak senang, dan Allah akan senang
orang yang kau senangi". Juga Nabi saw dikabarkan telah berucap, "Fatima
itu anak saya, siapa yang membuatnya sedih berarti membuat aku juga
menjadi sedih, dan siapa yang menyenangkannya berarti menyenangkan aku
juga".
Aisyah, istri tercinta Nabi saw pernah berkata: "Saya tidak pernah
berjumpa dengan sosok pribadi yang lebih besar daripada Fatima, kecuali
kepribadian ayahnya".

Abu Bakar dan Umar, keduanya berusaha agar dapat menikah dengan Fatima,
tetapi Nabi saw diam saja. Ali yang telah dibesarkan oleh Nabi saw
sendiri merasa ragu mencari jalan untuk dapat meminang Fatima karena
dirinya begitu miskin. Tetapi akhirnya ia memberanikan diri meminang dan
langsung diterima oleh Nabi saw. Ali menjual kwiras (pelindung dada dari
kulit) miliknya yang dimenangkan saat perang Badar seharga 400 dirham,
uangnya digunakan untuk mempersiapkan pesta pernikahannya. Upacara yang
amat sederhana, mencontohkan perlunya perayaan pernikahan tanpa
jor-joran dan serba pamer.
Fatima hampir berusia 18 tahun ketika menikah dengan Ali. Sebagai mahar
ia memperoleh sebuah tempat air dari kulit,  sebuah kendi dari tanah,
sehelai tikar, dan sebuah batu gilingan jagung.
Kepada putrinya, Nabi saw berkata: "Anakku, aku telah menikahkanmu
dengan seorang laki-laki yang kepercayaannya lebih kuat dan lebih tinggi
dari orang lainnya, dan seorang yang menonjol dalam hal moral dan
kebijaksanaan".

Kehidupan perkawinan Fatima berjalan lancar dalam bentuknya yang sangat
sederhana, gigih dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja keras tiap hari
untuk mendapatkan nafkah, sedangkan istrinya bersikap rajin, hemat dan
berbakti. Fatima melaksanakan tugas-tugas rumah tangga seperti
menggiling jagung dan mengambil air dari sumur. Pasangan suami-istri ini
terkenal saleh dan dermawan. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis
melangkah dari pintunya tanpa memberikan apa saja yang mereka punyai, meskipun
mereka sendiri masih lapar.
Sifat penuh perikemanusiaan dan murah hati yang terletak pada keluarga
Nabi saw tidak banyak tandingannya. Di dalam catatan sejarah manusia,
Fatima Az-Zahra terkenal dengan kemurahan hatinya.

Pada suatu waktu, seorang dari suku bani Salim yang terkenal kampiun
dalam praktek sihir datang kepada Nabi saw melontarkan kata-kata makian.
Tetapi Nabi saw menjawab dengan lemah-lembut. Ahli sihir itu begitu
heran menghadapi sikap luar biasa ini, hingga ia memeluk agama Islam. Nabi
lalu bertanya: "Apakah anda berbekal makanan?", Jawab orang itu:
"Tidak", Maka Nabi saw menanyai muslimin yang hadir disitu: "Adakah orang
yang mau menghadiahkan seekor unta kepada tamu kita ini?" Mu'ad ibn Ibada
menghadiahkan seekor unta. Nabi sangat berkenan hati dan melanjutkan:
"Barangkali ada orang yang bisa memberikan selembar kain untuk menutup
kepala saudara seagama Islam?" Kepala orang itu tidak memakai tutup sama
sekali. Sayyidina Ali langsung melepaskan serbannya dam menaruh di atas
kepala orang itu. Kemudian Nabi saw minta kepada salman untuk membaw
orang itu ke tempat seorang yang dapat memberinya makan karena ia lapar.
Akhirnya Salman pergi ke rumah Fatima, setelah mengetuk pintu Salman
memberi tahu maksud kunjungannya. Dengan mata berlinang putri Nabi ini
mengatakan bahwa di rumahnya tidak ada makanan sejak 3 hari yang lalu.
Namun ia enggan menolak seorang tamu, tuturnya: "Saya tidak dapat menolak
seorang tamu yang lapar tanap memberinya makan sampai kenyang". Fatima
lalu melepas kain kerudungnya dan memberikannya kepada Salman dengan
permintaan agar dibawakan kepada Shamoon seorang yahudi, untuk ditukar
dengan jagung. Salman dan orang yang baru memeluk agama Islam itu sangat
terharu. Orang yahudi itu pun sangat terkesan atas kemurahan hati putri
Nabi hingga akhirnya ia memeluk agama Islam, dengan menyatakan bahwa
Taurat telah memberitahukan kepada golongannya tentang berita akan
lahirnya sebuah keluarga yang amat berbudi luhur.
Salman balik ke rumah Fatima dengan membawa jagung. Dan dengan
tangannya sendiri Fatima menggiling dan membakarnya menjadi roti. Salman
menyarankan agar Fatima menyisihkan beberapa buah roti untuk anak-anaknya
yang kelaparan, tapi dijawab bahwa dirinya tidak berhak berbuat demikian,
karena telah memberikan kain kerudungnya untuk kepentingan Allah.

Fatima dianugerahi 5 orang anak, tiga putra: Hasan, Husein, Muhsin, dan
2 putri: Zainab dan Ummi Kalsum. Muhsin meninggal dunia waktu masih
kecil.

Fatima merawat luka Nabi saw sepulangnya dari Perang Uhud, FAtima juga
ikut berperang merebut Mekkah, juga ikut Nabi saw melaksanakan iabadah
Haji Wadaq pada akhir tahun 11 Hijriah.
Dalam perjalanan haji terakhir ini Nabi saw jatuh sakit, Fatima tetap
mendampingi beliau di sisi tempat tidur. Ketika itu Nabi saw membisikan
sesuatu kekkuping Fatima yang membuatnya menangis, dan kemudian
membisikan sesuatu lagi yang membuatnya tersenyum.
Setelah Nabi saw wafat Fatima menceritakan kejadian itu kepada Aisyah.
Ayahnya membisikan berita kematiannya, itulah yang membuatnya menangis,
tapi waktu Nabi saw mengatakan bahwa Fatima-lah orang pertama yang akan
berkumpul dengannya di alam baka, maka Fatima menjadi bahagia.

Enam bulan setelah Nabi saw wafat, Fatima meninggal dunia ada usia 28
tahun. Dimakamkan oleh Ali di Janat ul-Baqih, Madinah dengan diantar
duka cita masyarakat luas.

Fatima telah menjadi simbol segala yang suci dalam diri wanita dan pada
konsepsi manusia yang paling mulia. Nabi saw sendiri menyatakan Fatima
akan menjadi 'Ratu segenap wanita yang berada di Surga'.

--dikutip dari buku Seratus Muslim Terkemuka karya Kh. Jamil Ahmad
Penerbit
Pustaka Firdaus Jakarta

Lukisan Kedamaian

Lukisan Kedamaian



Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang       melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian       
Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut. Sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka.Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu di antara keduanya. Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang.
Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian gunung-gunung yang menjulang mengitarinya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai. Sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil di atas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor induk Pipit meletakkan sarangnya. Jadi, di tengah-tengah riuh-rendahnya air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba?
Sang Raja memilih lukisan nomor dua, Tahukah anda mengapa?
"Karena", jawab sang Raja, "kedamaian bukan berarti anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meski anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa. Kedamaian hati adalah kedamaian sejati"


diadaptasi dari Unknown, Coffeeintherain.com

Jumat, 07 Januari 2011

TENTANG PERNIKAHAN

“Pernikahan  pada hakikatnya adalah kematian bagi siapa saja yang telah menjalaninya ,  
ia membunuh kebebasan, memasung kreatifitas , 
dan mematahkan eratnya pesahabatan dengan kawan-kawan kita.. 

Pernikahan  adalah  ikatan yang menjadi symbol dari kepemilikan dan hak yang utuh atas jiwa dan raga. Melewati pintunya berarti  kita telah telah mempersiapkan diri untuk menjadi  budak atau tawanan atas nama cinta. 

Pernikahan pada akhirnya menjelma menjadi penderitaan, sesal dan dukacita".

Senin, 03 Januari 2011

MUSIBAH

Aku malu tak belajar pada firman-Mu.
Menengadah Di kaki altar-Mu pun aku enggan.

Kini aku terpuruk
jatuh di kubangan tak berdasar.

Mencoba berkompromi dengan diri untuk menerima ketidak hati-hatian, kebodohan dan ketololan sebagai takdir-Mu.

Kepercayaan dikhianati
Kehormatan dan Harga diri di remuk,

Sobat...
Akupun kau antar menuju kursi kaum pesakitan...

Esok jika saja kau temukan aku berubah jadi belatung yang menggantung pada luka-lukamu, maafkan aku...

Bukan aku yang memulai ini semua...
Setiap orang akan menuai apa yang ditanamnya untuk orang lain...

Untuk semua akibat yang kau beri, tanya dihatiku telah pupus....
Cukup sudah...

Minggu, 02 Januari 2011

PERBUDAKAN

Hati nurani diciptakan semata untuk merasakan dan peka kondisi yang sulit pada kelompok dan individu lain. Hati nurani tidak diciptakan untuk menguasai orang lain dan “memakan” orang lain karena nafsu egoisme pribadi.

Kita terpuruk karena masih banyak semangat mematikan hati dan akal sehat mencekik masyarakat lemah, tertindas dan miskin.

Analisis yang dilakukan akan mengantar kita pada sebuah pemahaman yang benar dari setiap persoalan y ang dihadapi oleh bangsa. Melalui Pengetahuan dan kecerdasanlah maka masyarakat kita bisa berkembang. Dua prasyarat inilah yang dapat mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan.

Sejarah perbudakan telah lama selesai akan tetapi ditengah tengah kita pemerasan masih terus berlangsung, manusia dijadikan sebagai kuda tunggangan untuk kesuksesan materil dari segelintir orang. Untuk sekedar mencari makan banyak saudara-saudara kita yang harus membanting tulang dan harus meninggalkan keluarganya dengan merantau jauh, padahal tanah kita yang subur dengan hasil alam yang kaya tak bisa mengantarkan kesejahteraan bagi rakyat kita. Apa yang salah dengan kita?.

Korupsi dan kolusi akhirnya menjadi hal biasa bahkan dihalalkan oleh sekelompok orang yang hari ini dipercaya oleh rakyat untuk berkuasa. Mandat rakyat dikhianati oleh kepentingan kelompok atau golongan.

Rakyat kita tidak menjadi cerdas, Mengorganisir diri adalah hal yang penting untuk dilakukan, menjadi Organizer  adalah kerja-kerja para pewaris kenabian.Kerja-kerja nyata yang bernafas pada kemanusian, pembebasan manusia dari keterbatasan dan ekploitasi manusia terhadap manusia lainnya.

Gambar










CINTAMU


Cintamu adalah pelabuhan bagiku,
tempatku menyimpan penat dari segala kesibukan.

Cintamu adalah dermaga,
bagiku tempat kusandarkan lelah yang kubawa.

Mimpimu adalah obsesi
yang mengawal kehidupanku dalam riak gelombang.

Cintamu telah menuntunku menjadi nahkoda.

Pada kepala dan hatiku yang tersisa separuh.
Kupatri cinta Datu Museng kepada Maipa Diapati

lalu…
Kau sibak selubung cahaya.
Tenggelamlah aku di palung hatimu.

AM
25 Juli 2007   0:41


SUNYIKU

Sunyi menggugat senja di pesisir pantai
berhadapan cakrawala
Membenam ke dalam lekuk gelombang
Memahat makin sunyi paling dalam
Hanya buih dan angin
Mengoyak batin merindu

Kabut mengambang dalam keremangan senja
Senja ketika dirimu  tinggalkan aku menjauh

21.07.2007

LETAK GEOGRAFIS Kab. Bulukumba


Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan dan berjarak 153 km dari Makassar (Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 km² atau 1,85% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara kewilayahan Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak diantara 05º20´ - 05º40´ LS dan 119º58´ - 120º28´ BT dengan batas-batas sebagai berikut:

-          Sebelah Utara     :        Kabupaten Sinjai
-    Sebelah Timur     : Teluk Bone dan Pulau Selayar
-          Sebelah Selatan   :        Laut Flores
-          Sebelah Barat     :        Kabupaten Bantaeng

Sejarah Penamaan Bulukumba

Mitologi penamaan “Bulukumba“, memiliki banyak versi, salah satunya adalah konon bersumber dari bahasa Konjo (Suku Konjo, Suku Asli Penduduk Bulukumba) yaitu “Bulukumpa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Nama ini ini di gunakan pertama kali oleh salah satu AMMA TOWA yang ketika beliu berdiri di “JOJJOLO“(salah satu wilayah adat Gellarang JOJJOLO) beliau ditanya tentang keberadaan salah satu bukit yang berada dalam wilayah Desa Bonto Mangiring hari ini, yang mana beliau mengatakan „BULUKUUMPA“bahwa wilayah itu masih menjadi wilayah dari kekuasaan AMMATOA , bahkan menjadi salah satu nama kecamatan di Bulukumba yaitu kecamatan BULUKUMPA.

Sejarah yang lain tentang Mitologi penamaan “Bulukumba“, konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama “tanahkongkong“, disitulah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. “Bangkeng Buki”, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang diklaim oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan Bangkeng Buki sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”

Sejarah yang lain tentang  penamaan “Bulukumba“, konon masih bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu “Buluku“ dan “Mupa” yang dalam bahasa Indonesia berarti “masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya“. Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke – 16 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa dan kerajaan Bone. Dan di batas Bukit yang bernama Karampuang Raja Bone masih mengklaim bahwa bukit Karampuan ( Wilayah ini didekat perbatasan Kab. Bulukumba dan Kab. Sinjai mengklaim masih Bukitnya, yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompo Battang,oleh pihak kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya. Namun pihak kerajaan Bone berkeras mempertahankan sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis “Bulukumupa”, yang kemudian pada tingkatan dialeg tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi “Bulukumba”

Sejarah diatas memang perlu dikaji kembali, akan tetapi salah satu bukti pendukung ini adalah bahwa jauh sebelum pemekaran desa Bulo-bulo menjadi desa Salassa’e dan pemekaran desa Salassa’e menjadi Desa Bonto Mangiring di salah satu dusunnya ada dusun yang bernama dusun Bulukumpa. Dan didesa ini memiliki situs yang disebut BATU TUJUA ( tempat Pelantikan para raja yang akan berkuasa). Sejarah ini membantah tentang penamaan Bulukumba yang lain yang sesungguhnya jauh dari Dominasi Kerajjan Bone atau Kerajaan Gowa. Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada, dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten. ( Seharusnya kita memang mengkaji nama Bulukumba dari segi Historis dan keberadaan suatu tempat berdasarkan nama dan tempat, Untuk yang meyakini sejarah yang lain, mari kita bersama-sama melakukan kajian Ilmiah kembali...) 

Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-undang nomor 29 tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba nomor 5 tahun  1978, tentang Lambang Daerah. maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah nomor 13 tahun 1994.

Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selajutnya dilakukan pelantikan Bupati Pertama yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.